PLIK NANGGULAN 2 - SHOWROOM PETANI & UMKM KULON PROGO

PLIK NANGGULAN 2 MELAYANI:INTERNET-SALES-SERVICE-TRAINING-CONTENT DEVELOPMENT-SHOWROOM PETANI DAN UMKM UNTUK JASA PELAYANAN HUBUNGI PLIK NANGGULAN 2 DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO DIY 55671-BERSAMA KITA MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

Wednesday 7 December 2011

PLIK NANGGULAN 2 TERIMA USO AWARD 2011


PENGELOLA PLIK NANGGULAN 2 BERSAMA 32 PENGELOLA  PLIK TERBAIK LAINNYA TERIMA USO AWARD 2011 DALAM PENGELOLAAN PLIK TERBAIK SELURUH INDONESIA DI SURABAYA 5 DESEMBER 2011


(Surabaya, 5 Desember 2011). Menteri Kominfo Tifatul Sembiring pada tanggal 5 Desember 2011 siang di Surabaya menyampaikan keterangan pers selang beberapa menit menjelang akan disampaikannya penghargaan berupa penganugerahan ICT Pura dan USO Award 2011. ICT Pura (semacam penghargaan Adipura namun untuk bidang ICT bagi sejumlah Pemerintah Kabupaten / Kota yang berprestasi di bidang ICT)  adalah inisiatif program baru di Kementerian Kominfo yang akan menjadi program prioritas setiap tahunnya. Program ICT Pura dapat didefinisikan sebagai gerakan nasional pemetaan, penghitungan indeks dan pemberian apresiasi kepada Kabupaten/Kota dalam upaya merealisasikan visi Indonesia di tahun 2012 sebagai Indonesia Connected, tahun 2014 sebagai Indonesia Informatif, tahun 2016 sebagai Indonesia Broadband dan tahun 2018 sebagai Indonesia Digital. Esensi dari program ICT Pura adalah tahap pemetaan data indikator TIK. Dalam tahap tersebut, Kementerian Kominfo melibatkan lebih dari 200 orang surveyor relawan yang mayoritas tergabung dalam Asosiasi Perguruan TInggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) dan dengan tim penilai yang sangat independen tanpa campur tangan dari Kementerian Kominfo.


Para surveyor yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia tersebut melakukan pendampingan pemetaan terhadap 165 Kabupaten/Kota yang telah terpilih untuk diprioritaskan, dimana tingkat partisipasinya mencapai  96,97% dan berarti direspon cukup positif (160 Kabupaten/Kota meresponnya langsung) meski baru pertama kalinya diadakan. Sebagai apresiasi dan hasil penilaian ini, Kementerian Kominfo  memberikan penghargaan kepada beberapa Kabupaten/Kota dengan predikat Utama (yaitu Kabupaten/Kota yang telah siap dalam menghadapi era masyarakat digital dan mampu dalam bersaing), Madya (yaitu Kabupaten/Kota yang telah siap dalam menghadapi era masyarakat digital) dan Mula (dengan special achievement, yaitu Kabupaten/Kota yang dinilai memiliki potensi untuk segera menjadi kota yang siap dalam menghadapi era masyarakat digital). Pada daftar penerima penghargaan nampak ada beberapa data yang mengejutkan, namun memang secara obyektif faktual, yaitu yang pada dasarnya bukan daerah maju atau kota besar, namun pemahaman dan pemetaan ICT nya jauh di luar perkiraan. Dan demikian pula sebaliknya. Namun yang jelas sama tidak ada unsur politis dalam pertimbangan penilaiannya. Perlu dicatat, bahwa yang melakukan pemetaan ini adalah segenap pemangku kepentingan dari kabupaten/kota yang bersangkutan, yaitu pemerintah, industri, komunitas, akademisi, dan lain sebagainya. Karena pemetaan dilakukan dengan semangat dari, oleh dan untuk daerah tersebut, maka fungsi semangat lebih pada pendampingan agar proses pemetaan dapat berjalan dengan lancar.


Dalam sambutannya, Menteri Kominfo mengatakan, bahwa dalam salah satu kesepakatan World Summit on the Information Society (WSIS) antara lain dijelaskan bahwa membangun masyarakat informasi menuju masyarakat berbasis pengetahuan adalah cara penting untuk meningkatkan perekonomian dan kualiatas hidup masyarakat. Lebih lanjut disebutkannya: "Dengan segala optimisme dan kemampuan yang ada, kami merencanakan dan menginginkan terwujudnya masyarakat informatif pada tahun 2014, serta menjadi masyarakat berbasis pengetahuan pada tahun 2025."


Tifatul Sembiring juga mengatakan: "Harapan kami pengembangan infrastruktur ICT sebaiknya merupakan basis dari pengembangan infrastruktur seluruh bidang karena ICT menentukan masa depan sebuah bangsa pada masa kini dan mendatang. Pemahaman dan penguasaan ICT akan mempertegas posisi suatu bangsa dalam pola hubungan antar bangsa. Untuk mendorong itu semua memang tidak mudah, perlu dilakukan tekad, semangat dan political will Pemda setempat, kalau dikaitkan dengan pasar domestik, Indonesia juga memiliki potensi yang luas untuk di ekploitasi, dengan jumlah penduduk lebih dari 237 juta, serta adanya komitmen pemerintah untuk mengembangkan dan memanfaatkan ICT/TIK dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat, akan membuka peluang bagi sektor swasta untuk mengembangkan industri ICT serta berbagai macam layanan lainnya yang melibatkan pengguna ICT. Pemerintah akan terus mendorong industri ICT/TIK agar dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk mewujudkan itu semua, pemerintah tentu tidak akan bisa melakukannya sendiri, tanpa kerjasama yang sinergis dan kontribusi dari dunia usaha dan masyarakat termasuk Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota."


Kegiatan pemetaan di bidang ICT memang bukan merupakan hal baru di Indonesia. Berbagai lembaga pemerintah, swasta dan komunitas telah lebih dahulu diselenggarakan tentunya dengan aspek-aspek pemetaan yang bervariasi antara satu dengan yang lain, seperti misalnya PeGI (Pemeringkatan e-Government Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Kominfo juga, kemudian Indikator TIK yang pernah diadakan oleh BPPT, lalu ada juga Indikator Ekonomi Berbasis Pengetahuan yang diadakan oleh Kantor Menteri Negara Ristek, selanjutnya ada juga TeSCA (TelkomSmart Campus Award) oleh PT Telkom bersama APTIKOM, selanjutnya Indonesia ICT Blue Print oleh APTIKOM dengan Kementerian Kominfo, juga ada INAICTA oleh Kementerian Kominfo serta juga yang sering diadakan oleh Warta Ekonomi dan juga SWA Media Group mengenai e–Gov. Program ICT Pura tidak dimaksudkan sebagai duplikasi atau bahkan kompetisi, tetapi justru saling melengkapi dengan lingkup yang jauh lebih sempurna dan komprehensif, karena Kementerian Kom info melaksanakan program ICT Pura ini murni atas urgensi kebutuhan terhadap data-data indikator bidang TIK yang melekat pada pelaksanaan tugas dan fungsi lembaga.


Sedangkan tahapan program ICT Pura ini  berupa kegiatan pemetaan entitas ICT Pura yang berlangsung pada tanggal 27 Oktober s/d. 21 November 2011, yang meliputi: training of trainers provinsi, pendampingan survey ke 165 Kabupaten / Kota, dan rekapitulasi data survey Kabupaten / Kota. Tahap berikutnya berupa penghitungan indeks ICT Pura, yang berlangsung pada tanggal 22 November s/d. 5 Desember 2011, yang meliputi: rekapitulasi data survey nasional, penghitungan indeks ICT Pura, penetapan penghargaan ICT Pura, dan penyusunan dokumen indeks ICT Pura. Adapun pemberian penghargaan ICT Pura berlangsung pada tanggal 5 Desember 2011 ini.


Penghargaan berikutnya adalah USO Award, yang diselenggarakan oleh BP3TI (Balai Penyedia, Pengelola, Pendanaan Telekomunikasi dan Informatika), yang meliputi:
1.  Lomba penulisan "Model Program Pemberdayaan Optimalisasi ICT Lintas Perguruan Tinggi" yang diikuti oleh kalangan akademik termasuk diantaranya para dosen dan mahasiswa.
2.  Lomba jurnalistik mengenai program Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO) Telekomunikasi.
3.  Lomba penulisan proposal pemberdayaan ICT yang diikuti oleh Pemda. Panitia menerima 10 proposal dari Pemda Provinsi dan memperebutkan 5 hasil proposal terbaik.
4.  Pemilihan PLIK (Penyediaan Pusat Layanan Jasa Akses Internet Kecamatan) terbaik yang diikuti 97 pengelola PLIK. Masing-masing satu PLIK terbaik akan diberikan kepada setiap 32 provinsi yang ikut serta.


Keempat lomba tersebut bertujuan untuk memperkuat penyelenggaraan program-program USO secara nasional dan sekaligus juga menjadi cermin, tanggapan kritis  serta akan mampu menawarkan perubahan paradigma dalam mengoptimalkan program USO. Esensi pelaksanaan program USO adalah stimulus bagi para pemangku kepentingan untuk menggairahkan perluasan penyelenggaraan TIK, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya dipandang non-ekonomis. Program USO berfungsi sebagai pembuka jalan untuk memperkenalkan TIK kepada masyarakat setempat. Sifat dari penyediaan sarana telekomunikasi oleh BP3TI adalah infrastruktur dasar, sementara literasi masyarakat terhadap TIK merupakan sebuah proses pembelajaran jangka panjang.

Tuesday 25 October 2011

KEGIATAN/FASILITAS PENUNJANG PLIK NANGGULAN 2

Rambu-rambu Penunjuk Arah PLIK Nanggulan 2

 
Papan Nama PLIK Nanggulan 2


Fasilitas Hotspot Area dan Cyber Cafe disamping PLIK NANGGULAN 2


Fasilitas Ruang Edukasi & Pertemuan Gubug Pintar PLIK NANGGULAN 2

Fasilitas Perpustakaan Gubug Pintar PLIK NANGGULAN 2

Fasilitas Olah Raga Tenis Meja di depan PLIK NANGGULAN 2 

BERBAGAI MACAM KEGIATAN EDUKASI PLIK NANGGULAN 2

Kegiatan Edukasi Pelajar di ruang edukasi PLIK NANGGULAN 2
Kegiatan edukasi/pengenalan komputer dan internet untuk anak/pelajar&petani

Kegiatan Pelatihan bagi petani desa Banyuroto




Monday 24 October 2011

PERESMIAN DAN EDUKASI PUBLIK PLIK DI PLIK NANGGULAN 2 BERSAMA ROY SURYO (sabtu 13 Agustus 2011)




SEKILAS MENGENAI PLIK
Pengadaan Penyediaan Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK), atau yang lebih dikenal dengan Proyek USO (Universal Service Obligation)/KPU (Kewajiban Pelayanan Umum) Internet Kecamatan dari Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan (BTIP) Kementrian Kominfo (Komunikasi dan Informatika) beberapa waktu lalu, telah disampaikan pengumuman operator-operator pemenang lelang tender penyedia jasa akses Internet Kecamatan di seluruh Indonesia, dimana salah satu operator pemenang adalah PT. SaranaInsan MudaSelaras (PT. SIMS) untuk Paket Pekerjaan 4 (wilayah Jawa Barat dan Banten) dan Paket Pekerjaan 5 (wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta).
Proyek USO Internet Kecamatan yang sedang dikerjakan oleh PT. SIMS merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk memberikan sarana bagi pemberdayaan masyarakat di bidang informasi dan komunikasi, yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan informasi (information gap), yang bermuara pada meratanya kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan media teknologi informasi sebagai sarana pendukung kegiatan pengembangan kapasitas (capacity building), baik dalam bidang ekonomi maupun dalam bidang sosial kemasyarakatan.
Keberadaan PLIK-PLIK sebanyak 591 lokasi yang tersebar di seluruh wilayah kecamatan se JATENG dan DIY yang dilayani menggunakan Infrastruktur yang dimiliki oleh PT. PT. SIMS, diharapkan dapat meningkatkan peranan kelompok-kelompok masyarakat khususnya masyarakat penggiat informasi dan komunikasi dan masyarakat pada umumnya untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan. Penyediaan PLIK ini akan berpola kemitraan dengan melibatkan masyarakat setempat dan Pemerintah Daerah.
PT. SIMS, yang merupakan operator layanan Multimedia dengan layanan TV Berbayar dan Internet berbasis pada infrastruktur Hybrid Fiber Optic Coaxial dan Wireless dengan merk dagang MEDIANET, berkantor pusat di Jakarta dan satu kantor cabang di Yogyakarta, dan memiliki sub-net di beberapa kota di wilayah DIY (JOGJA MEDIANET) dan JATENG (KEBUMEN MEDIANET, PURWOREJO MEDIANET) serta di JABAR (JABAR MEDIANET) dan BALI (BALI MEDIANET). PT. SIMS mencoba untuk mengembangkan pola kemitraan dengan masyarakat setempat atau koperasi dalam kegiatan pengoperasian PLIK, dengan harapan dapat mengembangkan basis ekonomi baru di tingkat lokal, dimana PT. SIMS berperan dalam kompetensinya menyediakan infrastruktur teknologi dan asistensi dalam pengoperasian layanan PLIK.
Program pembangunan infrastruktur PLIK sebanyak 591 lokasi di seluruh JATENG dan DIY ditargetkan rampung pada akhir 2010. Diharapkan dengan adanya infrastruktur ini kegiatan yang selama ini dilaksanakan oleh PT. SIMS guna mendorong pemanfaatan teknologi informasi dapat lebih diperluas area cakupannya. Program korporasi PT. SIMS berupa kegiatan pembelajaran kepada masyarakat dalam hal pemanfaatan menggunakan Internet dan aplikasinya, serta pengenalan penggunaan portal pendidikan bagi para pelajar di perdesaan terutama di sekolah-sekolah SMP dan SMA, yakni portal SICERDIK (http://www.sicerdik.com) yang merupakan portal E-learing yang telah dikembangkan PT. PT. SIMS sejak 2007 untuk mendukung program Internet Sehat dapat menjangkau kalangan yang lebih luas hingga ke pedesaan. PT. SIMS juga akan mengembangkan penyediaan portal portal yang dapat dimanfaatkan oleh UKM-UKM di tiap Kecamatan wilayah DIY-JATENG untuk dapat mengembangkan potensi produk lokalnya ke tingkat Nasional dan Internasional serta menstimulus UKM-UKM agar Goes Online dengan pelatihan-pelatihan.
PT. SIMS juga mendemokan keberadaan portal SICERDIK (http://www.sicerdik.com), merupakan portal E-learning yang telah bekerjasama dengan JARDIKNAS yang akan sosialisaikan melalui PLIK-PLIK. Kemudian juga di tampilkan fasilitas pemblokiran situs-situs porno yang diakses melalui Infrastruktur Internet PT. SIMS, hal ini agar pengguna PLIK nantinya tidak dapat mengakses situs-situs tersebut. List situs porno akan selalu di-update oleh PT. SIMS.
Segala usaha ini dimaksudkan agar infrastruktur PLIK yang nantinya terbangun dapat menyediaan materi-materi konten yang bermanfaat bagi penggunanya

Kemajuan di bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT) menyediakan sarana yang cukup penting dalam membuka isolasi daerah melalui aliran informasi dan pengetahuan dengan jaringan telepon dan internet. Masyarakat dengan menggunakan sarana telepon dapat melakukan komunikasi tanpa harus melakukan perjalanan. Demikian juga dengan internet, masyarakat dapat mengakses informasi dan pengetahuan dari berbagai sumber di seluruh belahan dunia sehingga “keterpisahan” secara fisik tidak membatasi ruang gerak pemikiran dalam memajukan perikehidupan masyarakat. Pada tahap yang lebih maju, internet dapat menjadi “penutup” jurang bagi para profesional, masyarakat desa dan produsen pertanian untuk memulai interaksi dan dialog. Hal ini akan menumbuhkan aliansi baru dan jejaring antar personal bersamaan dengan organisasi formal lainnya. Lebih dari itu, sarana komunikasi akan menumbuhkan mekanisme yang memungkinkan terjadinya artikulasi bottom-up dan berbagi informasi tentang kebutuhan dan pengetahuan lokal. Kemanfaatan primer yang diperoleh adalah peningkatan efisiensi sumberdaya pembangunan, mengurangi duplikasi kegiatan, mengurangi biaya komunikasi/transportasi, dan akses global terhadap informasi dan sumberdaya manusia.
Pemerintah Indonesia melalui pemenuhan Kewajiban Pelayanan Universal/ Universal Service Obligation (KPU/USO) di sektor telekomunikasi telah membangun fasilitas pelayanan telekomunikasi dan informasi perdesaan.
Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) dituangkan didalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 32/PER/M.KOMINFO/10/2008 tentang Penyediaan Kewajiban Pelayanan Universal Telekomunikasi dan 48/PER/M.KOMINFO/11/2009 tentang Penyediaan Jasa Akses Internet Kecamatan Pada Wilayah Pelayanan Universal Telekomunikasi Internet Kecamatan, dalam bentuk antara lain : Fasilitas yang telah dan akan terus dibangun menuju terwujudnya akses dan layanan telepon di 31.824 desa pada Tahun 2009, internet di 4.218 kecamatan pada Tahun 2010, dan akses internet di 31.824 desa pada Tahun 2013.
Keberadaan fasilitas internet melalui program Pusat Layanan Internet Kecamatan, secara maya, telah dapat memasukkan masyarakat dalam jaringan informasi global. Masyarakat mempunyai fasilitas untuk dapat mengakses dan memperoleh berbagai informasi, data, pengetahuan dan jejaring yang tak terbatas melalui komunikasi telepon dan internet. Operasional fasilitas internet diharapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, berlangsung secara kontiyu dan dapat berkembang mengikuti kemajuan teknologi.





PERESMIAN PLIK NANGGULAN 2


Peresmian Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) Desa Banyuroto Nanggulan  Kulon Progo Yogyakarta ( PLIK NANGGULAN 2 )




PRAMBANAN (SABTU 26 MARET 2011)- Kementrian Komunikasi dan Informatika menargetkan 5.784 kecamatan yang ada di Indonesia bisa mendapatkan pelayanan internet melalui Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK). Ini sebagai tindak lanjut dari program pemerintah pusat untuk memberikan informasi yang mudah diakses oleh masyarakat luas. Selamaini banyak masyarakat yang mengeluh tidak dapat mendapatkan informasi dengan mudah lantaran di daerah tempat tinggalnya tidak ada jaringan internet."Dalam waktu dekat, keluhan ini tidak akan ada lagi. Sebab kami melalui Kemenkominfo sudah menargetkan seluruh kecamatan yang ada di Indonesia sudah teraliri jaringan internet. Langkah ini juga bisa dimanfaatkan siswa sekolah untuk mengakses informasi. Sehingga kedepan tidak akan ada lagi kesenjangan antara siswa yang bersekolah di kota dengan desa lantaran akses yang tidak bisa dimanfaatkan sampai pelosok," kata Menkominfo Tifatul Sembiring dalam peresmian PLIK di KUD Bandung Bondowoso Desa Madurejo Kecamatan Prambanan Sleman, Sabtu (26/3).Dalam kesempatan ini,
Tifatul juga sempat melakukan teleconference dengan PLIK  Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Jawa Tengah dan PLIK Desa Banyuroto, Kecamatan Nanggulan Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta.
 Selain itu, mantan Presiden PKS ini juga menghubungi desa-desa menggunakan telepon untuk mengetahui bagaimana kondisi jaringan telepon disana.Tifatul menambahkan, masyarakat bisa langsung mendapatkan informasi dari kecamatan di seluruh Indonesia yang sudah memiliki PLIK. Ini membuat masyarakat tidak harus datang ke kecamatan yang dimaksud lantaran bisa melakukan teleconference. Selain menargetkan semua kecamatan bisa terakses internet, di tahun yang sama Kemenkominfo juga menargetkan program desa berdering."Maksudnya semua desa nantinya sudah ada jaringan telepon guna memperlancar komunikasi satu sama lain. Kami menargetkan 32.800 desa di Indonesia sudah ada fasilitas telepon," ujarnya.Sementara itu, Johan Firdiyanto dari Sarana Insan Muda Selaras (SIMS) mengatakan di Kecamatan Prambanan ada lima unit komputer yang bisa terakses internet. Untuk kecepatan aksesnya 256 Kbps untuk dowload dan 128 Kbps untuk uploud. Masyarakat yang ingin menggunakan fasilitas ini cukup membayar Rp 2.000 per jam. Untuk jam operasinya delapan jam per hari mulai pukul 08.00-16.00."Biaya ini sudah kami subdisi selama empat tahun kedepan. Pihak kecamatan juga bisa menambah jumlah komputernya. Sedang untuk pengelolaan kami serahkan sepenuhnya pada pengurus KUD," ungkapnya. (R-6)