SENDANGSONO
Sendangsono
adalah obyek wisata yang terbuka untuk umum, namun secara khusus
menjadi tempat ziarah pemeluk Katholik untuk penghormatan kepada Ibu
Maria.Nama Sendangsono diambil dari kata sendang yang berarti mata
air dan sono yang merupakan nama pohon perindang
yang tumbuh di mata air tersebut.
Sendangsono
merupakan tempat Ziarah pemeluk Katholik
Roma untuk penghormatan kepada Ibu Maria dan
menjadi “Lourdess Indonesia” yang
ramai dikunjungi peziarah pada bulan Mei dan Oktober. Tempat
peziarahan Sendangsono dibangun dengan
arsitektur khas dengan bangunan-bangunan
artistik serta penataan lingkungan yang
asri, sejuk dan indah.
MAKAM NYI AGENG SERANG
Makam
Nyi Ageng Serang
Nyi
Ageng Serang adalah pahlawan nasional perempuan, penasehat spiritual
Pangeran Diponegoro selama melawan Belanda dalam Perang Jawa (1825 –
1830) yang diberi gelar Pahlawan Nasional.
Pada masa Perang Diponegoro, beliau memimpin Laskar Gula Kelapa
wilayah Jawa Tengah dan melakukan long march dari Serang ke barat,
menyusuri Sungai Progo kemudian bermarkas di Traju Mas Perbukitan
Menoreh. Di bukit ini beliau bersama pasukannya menyusun strategi
peperangan hingga wafat pada usia 76 (tahun 1828) dua tahun sebelum
Perang Diponegoro berakhir dan dimakamkan di sana.
Makamnya
dipugar pada tahun 1983 dengan bentuk joglo. Di depan makam terdapat
sebuah monumen yang menerangkan beliau sebagai pahlawan nasional.
Terdapat pula makam beberapa prajurit yang telah berjuang bersama
beliau. Di bagian tengah terdapat dua bangunan berbentuk joglo. Makam
Nyi Ageng Serang, putri beliau, serta para abdi dalem menempati
bangunan yang pertama. Sedangkan bangunan yang kedua bersemayam suami
beliau yaitu, R.M. Kusuma Wijaya, ibu, dan para keluarga beliau yang
lain. Makam Nyi Ageng Serang sangat banyak dikunjungi para peziarah
khusunya pada Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan, masa liburan sekolah,
pada hari-hari besar keagamaan Islam, dan pada hari-hari tertentu.
Setiap
tahun masyarakat Desa Banjarharjo juga mengadakan berbagai pentas
seni dan budaya untuk mengenang jasa dan perjuangan Nyi Ageng Serang.
Pementasan kesenian biasanya digelar pada setiap bulan Sura
(Muharram). yaitu tarian dolalak, kuda lumping, shalawatan, dan
pementasan kesenian yang lain untuk mengenang beliau, serta merupakan
upaya untuk melestarikan budaya lokal. Gelar budaya itu juga
diselingi dengan pameran aneka buah-buahan dan produk makanan yang
dihasilkan oleh Desa Banjarharjo.
Biasanya
peziarah datang untuk mencari berkah (ngalap berkah), mendoakan
mereka yang sudah meninggal dengan kepercayaan mistik masyarakat.
Biasanya ramai pada malam Selasa dan Jum’at Kliwon. Juru kunci bisa
memberikan informasi yang dibutuhkan peziarah bahkan memandu bagi
yang ingin ngalap berkah dengan membawa bunga tujuh rupa, kemenyan,
dan kadang-kadang disertai puasa.
Makamnya
terletak di atas bukit di Dusun Beku, Desa Banjarharjo, Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo, ± 6 km dari jalan Dekso-Muntilan. Jarak
dari Yogyakarta ± 32 km, dari kota Wates ± 30 km.
MAKAM GIRIGONDO
Makam
Girigondo adalah makam kerabat Paku Alam. Terletak di atas Perbukitan
Menoreh di Desa Kaligintung, Temon yang berjarak sekitar 10 km dari
kota Wates. Di Girigondo dimakamkan KGPAA Paku Alam V, VI,VII, VIII
beserta keluarganya.
Latar
belakang pemilihan lokasi makam di Kulon Progo ini berkaitan erat
dengan asal usul KGPAA Paku Alam V. Beliau adalah putra KGPAA Paku
Alam II dari Garwo Ampeyan Raden Ayu Resminingdyah yang berasal dari
Trayu, Tirtarahayu, Galur, Kulon Progo.
Untuk
menuju makam, pengunjung melewati undak-
undakan yang
jumlahnya 165 trap dimana pengunjung dapat menikmati pemandangan
kanan kiri lembah perbukitan, dan di arah selatan pemandangan lembah
hijau dengan latar belakang Samudera Indonesia.
No comments:
Post a Comment