PLIK NANGGULAN 2 - SHOWROOM PETANI & UMKM KULON PROGO

PLIK NANGGULAN 2 MELAYANI:INTERNET-SALES-SERVICE-TRAINING-CONTENT DEVELOPMENT-SHOWROOM PETANI DAN UMKM UNTUK JASA PELAYANAN HUBUNGI PLIK NANGGULAN 2 DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO DIY 55671-BERSAMA KITA MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

Sunday 21 May 2017

Ayunan Langit Jogja


Pengelola Desa Wisata Purwosari, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan destinasi baru bernama: Ayunan Langit Watu Jaran.

"Wahana Ayunan Langit Watu Jaran ini dikembangkan untuk mendukung Desa Wisata Purwosari. Sebelumnya kami sudah buka destinasi Gua Kidang Kencono," kata Kepala Desa Purwosari Purwito Nugroho Wiji Mulyanto di Kulon Progo, Selasa, 16/5.

Ia mengatakan di wahana Ayunan Langit Watu Jaran ini, wisatawan disuguhi atraksi yang menggugah adrenalin. Pengunjung bisa menaiki ayunan dengan ketinggian delapan meter dan kedalaman jurang enam meter. Bukit Watu Jaran ini berada di ketinggian 750 mdpl.

"Silakan, bagi wisatawan yang mempunyai keberanian, datang untuk menikmati Ayunan Langit yang ada di Desa Purwosari," kata dia.

Purwito mengatakan harga tiket objek wisata Ayunan Langit sebesar Rp10 ribu per orang. Tiket ini, biaya ojek pulang pergi dan asuransi. Kemudian, bagi wisatawan yang akan menikmati ayunan dikenai biaya Rp20 ribu per orang dengan durasi sekitar lima menit.

"Total biaya untuk menikmati atraksi wisata Ayunan Langit Watu Jaran Rp30 ribu per orang," katanya.

Ia mengatakan kekuatan ayunan paling berat 500 kg. Alat yang digunakan dengan baja, sehingga bisa tahan dari korosi. Selain itu menggunakan empat batang besi supaya lebih kuat. Namun demikian, pihaknya akan melakukan perawatan secara berkala. 

"Kami akan melakukan perawatan secara berkala. Alat ayunan bisa bertahan lebih dari tiga tahun," katanya.

Mengenai akses jalan menuju Ayunan Langit Watu Jaran yang rusak, Purwito mengatakan akan dibangun pada 2017 ini dengan APBD kabupaten.

Salah satu pengunjung Ayunan Langit Watu Jaran, Ferdy Devian Supriyono, mengatakan saat naik ayunan, tangan dan kakinya dingin. Tapi setelah diayun, rasa itu hilang, dan adrenalin semakin meningkat.

Ia mendapat informasi keberadaan Ayunan Langit Watu Jaran dari media sosial. Untuk membuktikan hal tersebut, dirinya langsung ke sini.

Kepala Dinas Pariwisata Kulon Progo Krissutanto mengatakan pengelola wisata memang harus membuat sesuatu yang unik, dan atraktif supaya dapat menarik kunjungan wisata. Di Desa Wisata Purwosari sangat lengkap mulai dari curug, gua hingga agrowisata wisata. Agrowisata didukung kebun salak, kambing PE, kapulaga, cengkih dan teh.

Friday 27 January 2017

2017-2 Inspirasi Pertanian Islami part 2

2017-1 Inspirasi Pertanian Islami part 1

Islamic Agriculture
KATEGORI : ENTREPRENEURSHIP
Published on Wednesday, 29 April 2015 22:18
Oleh : Muhaimin Iqbal
Bila dunia pertanian dan perkebunan kita nyaris stagnan sejak jaman Belanda, bisa jadi karena kita salah belajar pertanian dari penjajah yang memang tidak mau membuat kita pinter. Bila kemudian pertanian kita banyak merusak lahan-lahan yang semula subur menjadi lahan yang hasilnya pas-pasan, bisa jadi karena kita salah mengambil guru karena belajar dari para kapitalis yang menjadikan petani sebagai pasar semata untuk pupuk dan obat-obat kimia mereka. Lantas dari mana mestinya kita belajar ? Anda akan terkejut dengan referensi yang ada di dunia Islam tentang pertanian ini !

Sekitar enam ratus tahun sebelum Belanda mengajari atau memaksa kita berkebun, di dunia Islam sudah bermunculan ahli-ahli pertanian dan perkebunan yang mulai menyusun dasar-dasar ilmu agronomi dan botani modern. Nama-nama seperti Ibnu Wafid, Abu ‘Umar Ahmad, Abu Al-Khayr, Ibnu Bassel dlsb. mulai menulis kitab-kitab pertanian sejak abad 4 H.

Puncaknya adalah di abad ke 6 H ketika Abu Zakariyyah Yahya b. Muhammad atau lebih dikenal dengan Ibnu Al-Awwam (meninggal th 580H atau 1185 M) menulis kitab pertanian yang fenomenal dengan judul Kitab Al-Filaha. Dari kitab inilah kemungkinan besar dunia barat belajar ilmu pertanian modern-nya. Karena kitab tersebut diketahui sampai  berabad-abad kemudian diterjemahkan ke bahasa Spanyol dan kemudian juga kedalam bahasa Perancis hingga pertengahan abad 19.

Kitab Al-Filaha - menurut saya sendiri yang pernah kuliah 4 tahun di perguruan tinggi pertanian – adalah referensi yang sangat lengkap meliputi seluruh ilmu pertanian dalam arti luas, yang kalau di perguruan tinggi modern diajarkan di belasan jurusan yang berbeda-beda !

Bahkan untuk jaman modern ini-pun kitab ini masih sangat relevan, yang mungkin perlu diupdate hanya pada teknologi-teknologi yang berkembang saja. Selebihnya malah bisa mengoreksi kesalahan dunia pertanian di abad terakhir yang mengandalkan pupuk  dan obat-obatan kimia.

Di antara isi dari kitab ini meliputi antara lain hal-hal sebagai berikut :

·       Teori tentang tanah, jenis-jenis  dan kwalitas tanah, cara memperbaiki tanah – (di perguruan tinggi sekarang diajarkan di jurusan ilmu tanah)
·       Kotoran ternak dan kompos, jenis dan kwalitasnya, cara penyiapan dan penggunaannya – (jurusan peternakan/hasil peternakan)
·       Tentang Air, jenis dan kwalitasnya, knostruksi sumur air, leveling dan pengairan – (jurusan hidrologi atau tata guna air)
·       Perencanaan kebun, pemilihan pohon dan penempatannya – (jurusan agronomi atau perkebunan)
·       Pembibitan dan penanaman pohon, pembenihan dengan biji, cangkok, tunas dan akar – (jurusan agronomi, kehutanan dlsb)
·       Penanaman dan  pemeliharaan pohon buah - (jurusan hortikultura)
·       Penanaman dan pemeliharaan tananam-tanaman khusus seperti anggur, zaitun, tebu, pisang, bunga mawar dan teh –(bisa di jurusan apa saja)
·       Transplantasi tanaman, metode dan pemilihan waktunya, jenis-jenisnya dan berbagai teknik transplantasi dari Persia, Yunani, Romawi – (bisa di jurusan apa saja)
·       Pruning atau pemangkasan, tanaman-tanaman yang perlu pemangkasan dan yang tidak perlu, peremajaan tanaman dengan pruning dan pemangkasan tunas – (bisa di jurusan apa saja).
·       Teknik-teknik pengolahan tanah, pembajakan, penggalian dan pencangkualan – (bisa di jurusan apa saja).
·       Irigasi khusus tanaman buah, peningkatan hasil dan kwalitas rasa – (jurusan hortikultura)
·       Polinasi atau pembuahan dengan keterlibatan manusia untuk buah tin, delima dan kurma – (jurusan hortikultura)
·       Perlakuan terhadap hama dan penyakit tanaman – (jurusan hama dan penyakit tanaman)
·       Teknik-teknik untuk perbaikan kwalitas warna, aroma (bau dan rasa) untuk buah-buahan dn bunga-bunga-an – (jurusan horticultura atau tanaman hias)
·       Pengolahan dan pengawetan buah, sayur, benih dan biji-bijian – (jurusan pengolahan hasil pertanian atau teknologi pertanian)
·       Biji-bijian/legume dan  manfaatnya untuk kesuburan tanah – (bisa jurusan apa saja)
·       Penyemaian biji-bijian seperti padi, wijen dan kacang-kacangan dll– (jurusan agronomi)
·       Penyemaian untuk jenis umbi-umbian (bisa di jurusan agronomi)
·       Penyemaian untuk tanaman khusus seperti mentimun, melon, semangka, sawi, habatussauda, coriander dlsb – (bisa di horticultura)
·       Teknik untuk kebun kebutuhan sehari-hari - ( bisa jurusan apa saja)
·       Teknik penanaman tanaman sumber minyak atsiri – (bisa di jurusan agronomi)
·       Teknik pemanenan, penyimpanan, pencegahan serangga, penggilingan dan pengawetan biji-bijian dan kacang-kacangan (bisa di jurusan teknologi pasca panen)
·       Teknik pengolahan hasil pertanian, pengepresan minyak zaitun, penyulingan minyak atsiri, pengolahan sirup buah dan cuka (bisa di jurusan teknologi pangan atau hasil pertanian)
·       Pengelolaan kalender tanam dan adaptasi cuaca ( di jurusan agroklimatologi)
·       Teknik pembiakan dan perawatan ternak domba, kambing, sapi , pengeloaan pakan, kandang dan kesehatannya ( jurusan peternakan)
·       Teknik kedokteran dan pembedahan hewan (jurusan kedokteran hewan)
·       Teknik pemeliharaan unggas ( bisa di jurusan peternakan)
·       Teknik pemeliharaan lebah madu, dst.


Daftar tersebut baru sebagian saja dari isi Kitab Al-Filaha yang ketika diterjemahkan kedalam bahasa Perancis menjadi dua kitab dengan total halaman sampai sekitar 1,300-an halaman.

Dari sebagian isi tersebut saja kita sudah bisa menangkap pesan betapa majunya pertanian dunia Islam sembilan abad lampau, lantas mengapa sekarang kita seolah ketinggalan ? ya bisa jadi karena  kita belajar dari sumber-sumber yang keliru tersebut di atas. Bila saja kita mau kembali ke sumber-sumber ilmu dari para ulama di bidang pertanian ini, maka kita tidak akan merusak tanah dan ecosystem lingkungan dengan pupuk dan obat-obat kimia.

Kitab seperti Al-Filaha ini juga merupakan dokumentasi best practice pada jamannya, jadi itulah yang dilakukan ulama atau petani-petani yang berilmu di jaman itu – ketika mereka menghijaukan padang pasir dari Jordania sampai Damascus dan menyuburkan pinggiran gurun dari Mesir sampai Marocco.  Maka rujukan semacam ini insyaAllah juga sangat berguna untuk menyuburkan kembali bumi pertiwi kita yang aslinya memang sudah subur ini.

Masalahnya adalah tinggal siapa yang akan mengajarkan kitab semacam ini kepada para petani kita ? jelas kitab semacam ini tidak dijadikan rujukan di perguruan tinggi pertanian jaman ini. Tidak juga dijadikan rujukan di perguruan tinggi agama – karena dianggap bukan bidangnya. Lantas siapa yang akan membawakannya ?

Insyaallah kitab semacam ini akan menjadi salah satu rujukan pengajaran pertanian di madrasah-madrasah pertanian kita nantinya. Saat ini kami sedang melacak keberadaan kitab-kitab tersebut dalam bahasa aslinya selengkap mungkin, untuk kemudian diterjemahkan oleh Baitul Hikmah dan juga disebar luaskan untuk masyarakat luas secara gratis pada waktunya  – Insyaallah !


Sumber : geraidinar.com