Istilah jaringan dalam dunia komunikasi
dewasa ini. Antara lain AMPS, GPRS, EDGE, 2.5G, 3G, 3.5G dan yang
terbaru adalah 4G yang diklaim menjadi jaringan dengan transmisi data
tercepat untuk saat ini. Prof. Dr. Khoirul Anwar, merupakan seorang
ilmuwan top di Jepang yang berasal dari Dusun Jabon, Desa Juwet,
Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dimana telah memegang
dua hak paten penting di bidang telekomunikasi. Khoirul adalah
lulusan Jurusan Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan cumlaude
di tahun 2000. Meraih gelar master dan doktor dari Nara Institute
Science and Technology ( NAIST ) pada tahun 2005 dan 2008. Beliau
juga penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and
Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California. Prof. Dr. Khoirul
Anwar Adalah penemu dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis
OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Profesor kelahiran Kediri tahun 1978
itu menemukan metode komunikasi yang lebih cepat dengan energi yang
lebih sedikit dalam keterbatasan. Penemuan teknologi 4G berbasis OFDM
diawalinya dengan “ide nyeleneh” mengurangi daya transmisi untuk
meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan
hingga 5dB saja "Sistem ini mampu menurunkan energi sampai 5dB
atau 100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya,"
katanya dan hasilnya kecepatan data yang dikirim meningkat.
Ternyata penemuan hebat anak dari
almarhum Sudjianto dan Siti Patmi ini terinspirasi dari film animasi
untuk anak-anak. Dragon Ball, sebuah film anime Jepang yang kerap ia
tonton jadi sumber inspirasinya. "Ketika Goku (tokoh utama
Dragon Ball) akan melayangkan Spirit Ball yang merupakan jurus
terdahsyatnya, Goku akan menyerap semua energi makhluk hidup di alam
sehingga menghasilkan energi yang luar biasa," katanya.
Konsep itu, lanjut Khoirul, diturunkan
formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian. Jurus Spirit
Ball dianalogikan sebagai turbo equalizer yang mampu mengumpulkan
seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok
transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data akibat
interferensi gelombang. "Kini sebuah sinyal yang dikirimkan
secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval untuk
menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Awalnya
hal itu dianggap tak mungkin di dunia telekomunikasi," katanya.
Lebih lanjut Khoirul mengatakan bahwa
guard interval merupakan sesuatu yang tidak berguna di perangkat
penerima. "Selain hanya untuk pembatas, mengirimkan power untuk
sesuatu yang tidak berguna adalah sia-sia," imbuh suami dari Sri
Yayu Indriyani. Metode ala jurus Dragon Ball ini bisa dibilang mampu
memecahkan masalah transmisi nirkabel. Apalagi temuan ini bisa
diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM,
CDMA, dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan
kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah. Menurut Khoirul,
dalam penerapannya metode ini mampu menjawab masalah telekomunikasi
di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit maupun di
pegunungan. "Sebab di daerah itu biasanya gelombang yang
ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang,"
katanya.
Temuan lulusan Teknik Elektro ITB yang
telah dipatenkan itu kini digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik
besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh
raksasa telekomunikasi Cina, Huawei Technology. Dengan digunakannya
teknologi ini oleh industri, Khoirul berhak mendapatkan royalti. Dan
sebagai penghargaan terhadap orang tuanya, royalti pertamanya dia
berikan kepada sang ibu di Kediri. "Karena ibu yang berjuang
sendirian menyekolahkan saya," katanya.
Asisten Professor di JAIST (Japan
Advanced Institute of Science and Technology ) ini masih terus
mengasah kemampuannya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, Khorul
Anwar menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia jika telah
menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang telekomunikasi.
Luar biasa bukan kisah anak bangsa
indonesia yang memiliki prestasi cemerlang dimata dunia, ternyata
bangsa Indonesia tak hanya sebagai bangsa pengguna namun dapat
menjadi bangsa penemu dan sebagai pengubah serta memberikan gebrakan
baru kepada dunia . Nah, kini giliran kita sebagai pemuda bangsa,
sebagai penerus bangsa untuk tidak hanya sebagai penonton namun turut
andil dalam memberikan perubahan kepada dunia. Bukanlah hal yang
mustahil bagi kita untuk mengikuti jejak mereka karena ada istilah
mengatakan “ You can if you think you can” ( Engkau Pasti Bisa
Jika Engkau Berfikir Bisa ). Jadi Ayoooo tunjukan semangatmu untuk
memberikan perubahan kepada dunia.
sumber; google