Dari Kompasiana_Joko Martono
Berlanglang sekaligus menikmati hawa segar di wilayah perdesaan sungguh menyenangkan. Bertemu masyarakat ramah, bersahaja, jauh dari bising dan jarang ditemui polusi, medannya cukup menantang > sehingga menambah pengalaman mengenali lebih dekat kehidupan desa.Beberapa hari ini saya bersama tim menyusuri Kecamatan Nanggulan, Kalibawang dan Girimulyo di Kabupaten Kulonprogo. Sampai di lokasi, kita berpisah berbagi tugas masing-masing, sementara saya dan tim kecil kebagian untuk “jalan-jalan” di Desa Banyuroto, Nanggulan. Di desa inilah kutemui sebuah usaha warnet perorangan dirintis dan dikelola Mas Sutrisno Hadi bersama isteri, dengan memosisikan tempat usaha persis di samping kanan rumah induknya.
Warnet PLIK Nanggulan 2 Banyuroto (jm)
Pagi hari kemarin, ketika memasuki ruang boks terbuka kulihat 8 komputer tersedia bagi konsumen yang hendak ngernet, berbiaya Rp 2 ribu per-jam. Para netizen sebagian besar anak-anak seusia SD, SMP, SMA, juga ditemui sedikit mahasiswa/i dan masyarakat umum memanfaatkan internet desa tersebuti.
Menurut Mas Tris, saban hari warnet ini dikunjungi sekitar 10 - 15 orang, durasi kunjungan berkisar 2 - 3 jam. Warnet buka mulai pukul 9 s/d 17 wib, namun jika diperlukan bisa saja waktunya diperpanjang. Misalnya untuk menunjang acara-acara pelatihan bagi masyarakat desa setempat.
Ditambahkan, keberadaan internet ini tidak hanya bertujuan profit, namun juga sebagai sarana untuk menjadikan masyarakat desa melek teknologi informasi dan informasi (TIK). Di samping itu juga memberikan kemudahan/membantu para siswa yang masih sekolah agar mudah mengakses informasi sesuai kebutuhan sehingga menunjang kelancaran studinya.
Suasana Warnet di Desa Banyuroto (jm)
Berkait dengan anak-anak sekolah, kita bimbing mereka tentang bagaimana cara mengakses informasi yang hendak dicari sesuai proseding, bagaimana men-download dan menyimpannya kemudian dimanfaatkan untuk menunjang studi.
Walau pun dalam keseharian seperti kita lihat bersama, sambil menunjuk dari balik kaca > ditemui sejumlah anak-anak sedang nge-game, bukan berarti saya biarkan kebablasan. “Biarkan bermain sesuai dunianya, apalagi sikonnya kayak di musim liburan begini mereka punya waktu bersantai lebih leluasa. Pada saatnya saya akan selalu memonitor dan mengajak mereka untuk mengoptimalkan fungsi internet sesuai peruntukannya,” kata mas Tris.
Sedangkan pelatihan bagi para petani, di samping mengajari mereka berinternet melalui kelompok tani masing-masing, juga mengajari mereka mencari pihak-pihak yang sekiranya layak dihubungi. Pengenalan situs-situs pertanian terkait bibit, pupuk, obat-obatan antihama, organisasi-organisasi pertanian yang bisa diajak kerjasama, dan juga soal pemasaran yang selama ini masih menjadi pemikiran masyarakat desa di sini.
Mas Tris sebagai Operator Warnet (jm)
Dalam pengembangan di masa depan, mas Tris yang penampilannya kalem (mirip: wong_anteng JM, he-he..) selalu berpikiran optimis dan realistis. Ia mengharapkan usaha warnetnya ini berkembang dinamis, di antaranya jualan pulsa HP, bayar listrik, kini telah dirintis Cyber Café yang terletak di halaman sebelah warnet dengan fasilitas hotspot bagi pengunjung. Cyber Café ini dikelola oleh saudaranya yang sekaligus menambah kegiatan usaha, sambil belajar mencari nafkah. Usaha lain terkait internet desa juga sudah dipikirkan, tentunya seiring ketersediaan dana.
Cyber Cafe, di sebelah Warnet PLIK Banyuroto (jm)
Salam dari Desa Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo.
No comments:
Post a Comment