PLIK NANGGULAN 2 - SHOWROOM PETANI & UMKM KULON PROGO

PLIK NANGGULAN 2 MELAYANI:INTERNET-SALES-SERVICE-TRAINING-CONTENT DEVELOPMENT-SHOWROOM PETANI DAN UMKM UNTUK JASA PELAYANAN HUBUNGI PLIK NANGGULAN 2 DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO DIY 55671-BERSAMA KITA MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

Saturday 20 July 2013

NGAJI BARENG "CAK NUN"

KH. Emha Ainun Najib atau yang lebih dikenal dengan Cak Nun mengatakan kemandirian pangan dengan memanfaatkan hasil sendiri atau madhep mantep pangane dhewe yang di lakukan oleh rakyat dan pemkab Kulon Progo merupakan perwujudan kedaulatan pangan dan bukan lagi persoalan ketahanan pangan. Hal ini merupakan contoh uswatun hasanah bagi seluruh Republik Indonesia, disaat pemerintah pusat masih berpikir tentang apa yang akan dimakan oleh rakyatnya dan masih bertengkar satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut dikatakan Cak Nun dalam acara Ngaji Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng di Alun-alun Wates, Jum'at (19/7) malam. Pengajian yang di selingi dengan musik gamelan Kiai Kanjeng selain Cak Nun juga menampilkan istrinya Novia Kolopaking, mampu menghibur ribuan jamaah yang memadati Alun-alun
Wates.
Ngaji bareng yang bertemakan Madhep Mantep Pangane Dhewe Desentralisasi Raskin dihadiri Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K), Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kementan RI Dr. Ir. Tjuk Eko Hari Basuki, MSt, anggota DPRD DIY Gunawan Handoyo,SH, Ketua DPRD Kulon Progo H.Ponimin Budi Hartono,SE dan anggota, Sekda Ir.RM.Astungkoro,M.Hum dan pimpinan SKPD.
"Pemerintah belum berani menyatakan seperti ini (red: madhep mantep pangane dhewe) karena masih pada bertengkar sendiri, padahal itu dibayar orang banyak, menanam setengah mati, dipajaki untuk membayar orang pusat, orang pusat kirim beras ke daerah sambil menghina, ini beras untuk orang miskin,"kata Cak Nun terheran-heran.
Menurut Cak Nun di Kulon Progo ini tidak miskin tetapi kaya akan pikirannya, kemandiriannya, kepribadiannya, bahkan mempunyai harga diri, mempunyai pemimpin yang sangat peduli dengan semangat kemandirian untuk kemakmuran rakyatnya, jadi Kulon Progo ini adalah Serambi Madinah.
"Kalau di Aceh itu Serambi Mekkah yang berurusan dengan ibadah, jadi kalau ditanya sudah sholat belum, tapi kalau di Kulon Progo pertanyaannya kamu sudah makan apa belum, begitu,"kelakar Cak Nun.
Budayawan asal Jombang yang terkenal dengan Kyai Mbeling ini sangat mendukung program-program di Kulon Progo melalui kemandirian ekonomi yang dirintis Bupati Hasto Wardoyo untuk mensejahterakan rakyat melalui gerakan bela dan beli Kulon Progo.
Sementara Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) berharap gerakan bela beli Kulon Progo dapat bersinergi kuat dengan tema yang diusung madhep mantep pangane dhewe, melalui ekonomi mandiri dengan kekuatan sendiri.
"Yang sudah dilakukan oleh pemerintah pusat saat ini adalah pendaerahan pajak, namun bagi Kulon Progo malah merugi, terlebih PADnya kecil, yang sangat penting adalah melalui pendaerahan raskin melalui rasda/beras daerah atau rasdawa/beras daerah istimewa, karena di Kulon Progo surplus, dan kalau dilakukan daerah tentu akan mempunyai daya ungkit yang besar bagi para petani Kulon Progo,"terang Hasto.
Sedangkan Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kementan RI Dr. Ir. Tjuk Eko Hari Basuki, MSt sangat mendukung, karena di Indonesia ini tidak semua mengkonsumsi beras, terdapat beberapa daerah yang mempunyai pangan lokal seperti NTT dengan makanan pokok Jagung, Papua dengan Sagu yang sangat mendukung untuk kemandirian pangan.
Ngaji bareng diakhiri dengan penandatanganan Akad Tekad Madhep Mantep Pangane Dhewe oleh Bupati,DPRD, perwakilan masyarakat dan Cak Nun sebagai saksi, yang antara lain berisi tekad untuk menjalankan desentralisasi raskin yang lebih tepat  sasaran, lebih sesuai kebutuhan, menghargai nilai budaya pangan, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta menghargai potensi dan kerja keras masyarakat yang selama ini memproduksi pangan. Sumber :(MC) kulonprogokab.go.id

No comments:

Post a Comment