KH. Emha Ainun Najib atau yang lebih dikenal dengan Cak Nun
mengatakan kemandirian pangan dengan memanfaatkan hasil sendiri atau
madhep mantep pangane dhewe yang di lakukan oleh rakyat dan
pemkab Kulon Progo merupakan perwujudan kedaulatan pangan dan bukan
lagi persoalan ketahanan pangan. Hal ini merupakan contoh uswatun
hasanah bagi seluruh Republik Indonesia, disaat pemerintah pusat
masih berpikir tentang apa yang akan dimakan oleh rakyatnya dan masih
bertengkar satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut dikatakan Cak Nun dalam acara Ngaji Bareng Cak Nun
dan Kiai Kanjeng di Alun-alun Wates, Jum'at (19/7) malam. Pengajian
yang di selingi dengan musik gamelan Kiai Kanjeng selain Cak Nun juga
menampilkan istrinya Novia Kolopaking, mampu menghibur ribuan jamaah
yang memadati Alun-alun
Wates.
Ngaji bareng yang bertemakan Madhep Mantep Pangane Dhewe
Desentralisasi Raskin dihadiri Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto
Wardoyo,Sp.OG(K), Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Kementan RI Dr. Ir. Tjuk Eko Hari Basuki, MSt, anggota DPRD DIY
Gunawan Handoyo,SH, Ketua DPRD Kulon Progo H.Ponimin Budi Hartono,SE
dan anggota, Sekda Ir.RM.Astungkoro,M.Hum dan pimpinan SKPD.
"Pemerintah belum berani menyatakan seperti ini (red: madhep
mantep pangane dhewe) karena masih pada bertengkar sendiri,
padahal itu dibayar orang banyak, menanam setengah mati, dipajaki
untuk membayar orang pusat, orang pusat kirim beras ke daerah sambil
menghina, ini beras untuk orang miskin,"kata Cak Nun
terheran-heran.
Menurut Cak Nun di Kulon Progo ini tidak miskin tetapi kaya akan
pikirannya, kemandiriannya, kepribadiannya, bahkan mempunyai harga
diri, mempunyai pemimpin yang sangat peduli dengan semangat
kemandirian untuk kemakmuran rakyatnya, jadi Kulon Progo ini adalah
Serambi Madinah.
"Kalau di Aceh itu Serambi Mekkah yang berurusan dengan
ibadah, jadi kalau ditanya sudah sholat belum, tapi kalau di Kulon
Progo pertanyaannya kamu sudah makan apa belum, begitu,"kelakar
Cak Nun.
Budayawan asal Jombang yang terkenal dengan Kyai Mbeling ini
sangat mendukung program-program di Kulon Progo melalui kemandirian
ekonomi yang dirintis Bupati Hasto Wardoyo untuk mensejahterakan
rakyat melalui gerakan bela dan beli Kulon Progo.
Sementara Bupati Kulon Progo dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) berharap
gerakan bela beli Kulon Progo dapat bersinergi kuat dengan tema yang
diusung madhep mantep pangane dhewe, melalui ekonomi mandiri dengan
kekuatan sendiri.
"Yang sudah dilakukan oleh pemerintah pusat saat ini adalah
pendaerahan pajak, namun bagi Kulon Progo malah merugi, terlebih
PADnya kecil, yang sangat penting adalah melalui pendaerahan raskin
melalui rasda/beras daerah atau rasdawa/beras daerah istimewa, karena
di Kulon Progo surplus, dan kalau dilakukan daerah tentu akan
mempunyai daya ungkit yang besar bagi para petani Kulon Progo,"terang
Hasto.
Sedangkan Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Kementan
RI Dr. Ir. Tjuk Eko Hari Basuki, MSt sangat mendukung, karena di
Indonesia ini tidak semua mengkonsumsi beras, terdapat beberapa
daerah yang mempunyai pangan lokal seperti NTT dengan makanan pokok
Jagung, Papua dengan Sagu yang sangat mendukung untuk kemandirian
pangan.
Ngaji bareng diakhiri dengan penandatanganan Akad Tekad Madhep
Mantep Pangane Dhewe oleh Bupati,DPRD, perwakilan masyarakat dan Cak
Nun sebagai saksi, yang antara lain berisi tekad untuk menjalankan
desentralisasi raskin yang lebih tepat sasaran, lebih sesuai
kebutuhan, menghargai nilai budaya pangan, mendorong pertumbuhan
ekonomi masyarakat, serta menghargai potensi dan kerja keras
masyarakat yang selama ini memproduksi pangan. Sumber :(MC) kulonprogokab.go.id
Saturday, 20 July 2013
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment