Hari
ini tanggal 22 Desember 2014
kita memperingati Hari Ibu yang dirayakan secara nasional. Di
beberapa negara juga terdapat peringatan Hari Ibu yang lebih dikenal
dengan nama Mother’s
Day.
Walaupun ada perbedaan hari seperti di Amerika dan Kanada merayakan
Hari Ibu pada hari Minggu di minggu kedua bulan Mei, namun maknanya
tetap sama. Kata ibu disini mencangkup Ibu, Nenek maupun Calon Ibu.
Sejarah
hari ibu di indonesia sendiri dimulai dengan diadakannya kongres
pertama organisasi-organisasi wanita di Jogjakarta pada tanggal 22
Desember 1928. Kongres perempuan ini kini dikenal dengan nama Kongres
Wanita Indonesia. Organisasi perempuan sendiri sudah bermula sejak
1912 yang terilhami oleh pejuang wanita nasional seperti M. Christina
Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A. Kartini, Walanda Maramis,
Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain.
( sumber : http://yulian.firdaus.or.id/2004/12/22/sejarah-hari-ibu/ )
Jadi
jelas kongres perempuan ini bertujuan atau memiliki makna untuk ikut
mengambil bagian dalam pergerakan nasional. Saat ini Indonesia sudah
merdeka namun wanita selalu mengambil bagian dalam rangka pembangunan
nasional. Di susunan kabinet menteri sudah sering wanita menduduki
posisi menteri, bahkan menjadi presiden RI ke-5, yaitu Megawati
Soekarno Putri. Peran wanita dalam pemerintahan pusat maupun daerah
juga tidak dapat dipungkiri.
Ditengah
keterbatasan wanita, ternyata wanita mampu untuk ikut berpartisipasi
dalam dominasi dunia pria di Indonesia. Kita sudah sering melihat
prestasi wanita dalam berbagai bidang seperti politik, sosial,
teknologi, maupun olah raga. Walaupun masih banyak orang yang
merendahkan kaum wanita namun mereka tetap dapat menunjukkan
eksistensinya dalam berbagai bidang. Jika demikian apakah kita pantas
untuk merendahkan martabat kaum wanita?
Terlepas
dari peran serta wanita dalam berbagai bidang, hendaknya kita
memaknai Hari Ibu karena peran besarnya dalam melahirkan dan merawat
kita sehingga menjadi pribadi yang besar saat ini. Seringkali kita
melihat di samping pemimpin besar selalu ada wanita yang tangguh.
Baik sebagai istri maupun sebagai Ibu kita akan selalu melihat
fenomena ini di Dunia. Jadi kita hendaknya harus selalu menghormati
kaum wanita karena peran besar seorang Ibu yang tak dapat digantikan
oleh kaum pria yaitu melahirkan Anak. Tanpa beliau kita tidak ada di
muka bumi ini.
Mario
Teguh menyebutkan dalam Golden Ways, hanya dengan memikirkan atau
mengucapkan kata ibu maka kita langsung teringat dengan jasa Ibu
kita, membuat diri kita terenyuh dan berpikir apakah saya sudah
berbuat baik untuk membalas jasa besar Ibu kita? Jasa ibu sendiri
tidak bisa kita gantikan dalam kehidupan ini.
Sebagai
anak maka patutlah bagi kita untuk mendengarkan nasehat beliau dan
merawat beliau kelak ketika sudah berumur. Sebagai seorang suami maka
hendaknya suami selalu menghormati pendapat istri dan tidak
menganggap rendah istrinya sehingga melakukan kekerasan rumah tangga
karena kelemahan wanita.
Marilah
kita memaknai Hari Ibu ini dengan lebih menghormati jasa dan peran
wanita dalam hidup kita.